nusrasuara.com – Lembaga Amil Zakat (LAZ) Metro Insan Mulia (MIM) Foundation bersama Bank Dinar meresmikan program wakaf produktif ayam petelur bernama Wakafarm pada Jumat, 25 Juli 2025, di Desa Lelede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat.
Program Wakafarm merupakan bagian dari ekosistem ekonomi syariah yang dikembangkan MIM Foundation sebagai nazhir wakaf berbadan hukum dan Bank Dinar sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU). Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk mengelola wakaf produktif yang hasilnya digunakan bagi kemaslahatan umat.
Peresmian Wakafarm dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Direktur Utama Bank Dinar, Ketua MIM Foundation M. Romi Saefudin, Asisten I Setda Lombok Barat H. Saeful Ahkam, serta perwakilan dari Bank Indonesia (BI) NTB, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB, Baznas NTB, MUI Kota Mataram, Kementerian Agama NTB, dan tokoh masyarakat Desa Lelede.
Direktur Utama Bank Dinar, Mustaen, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peluncuran Wakafarm merupakan bagian dari rangkaian milad ke-19 Bank Dinar. Ia menegaskan bahwa Wakafarm adalah bentuk nyata dari kontribusi sektor keuangan syariah dalam mendorong ekonomi berbasis wakaf.
“Setiap bulan, Bank Dinar menyalurkan 10 persen dari laba bersih dalam bentuk program tanggung jawab sosial atau CSR, di luar kewajiban zakat. Kami ingin membuktikan bahwa bank syariah juga memiliki fungsi sosial yang nyata,” ujar Mustaen.
Manfaat untuk Anak Yatim dan Masyarakat
Ketua MIM Foundation, M. Romi Saefudin, menjelaskan bahwa Wakafarm saat ini mengelola sekitar 5.000 ekor ayam petelur dengan tingkat produktivitas mencapai 55 persen. Hasil dari usaha peternakan ini dimanfaatkan untuk mendanai berbagai kegiatan sosial.
“Wakafarm merupakan salah satu program wakaf produktif yang kami kelola secara profesional. Keuntungannya digunakan untuk membantu anak yatim, memberikan beasiswa, dan menjalankan berbagai program pemberdayaan masyarakat,” terang Romi.
Ia juga menyampaikan bahwa program ini bertujuan memperkuat konsep wakaf sebagai instrumen pemberdayaan umat, bukan hanya sebagai bentuk ibadah statis.
Asisten I Setda Lombok Barat, H. Saeful Ahkam, memberikan apresiasi tinggi atas peresmian Wakafarm. Ia menyatakan bahwa kolaborasi antara MIM Foundation dan Bank Dinar telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat Desa Lelede dan sekitarnya.
“Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Bank Dinar dan MIM Foundation. Tanpa perhatian dan kontribusi dari berbagai pihak, tentu program ini tidak akan bisa terwujud. Ini cukup—cukup menggerakkan, cukup menyentuh, dan cukup untuk kami lanjutkan dengan semangat lebih besar,” ucapnya.
Ia juga berharap Wakafarm dapat menjadi inspirasi bagi lembaga lain dalam mengembangkan wakaf produktif yang berdampak luas.
Wakafarm bukan hanya menjadi proyek ekonomi, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan. Keberadaannya mendorong pemahaman masyarakat tentang manfaat wakaf produktif serta pentingnya kolaborasi antar-lembaga.
Dengan pengelolaan yang profesional dan transparan, Wakafarm diharapkan menjadi model bagi program wakaf serupa di daerah lain. Program ini juga sejalan dengan upaya nasional dalam mendorong literasi ekonomi syariah dan pemanfaatan aset wakaf untuk kesejahteraan sosial.
Melalui Wakafarm, Bank Dinar dan MIM Foundation membuktikan bahwa sinergi wakaf dan ekonomi syariah mampu menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat. Program ini diharapkan menjadi bagian penting dari pengembangan ekonomi umat di NTB dan Indonesia secara umum.