nusrasuara.com – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mencetak prestasi di sektor pertanian dengan mengekspor 6.000 ton jagung ke Filipina, Senin (24/6), melalui Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa. Ekspor ini menjadi bukti kuat bahwa NTB siap bersaing di pasar global melalui komoditas unggulan lokal.
Acara pelepasan ekspor jagung ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain Tenaga Ahli Menteri Pertanian Prof. Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc., perwakilan Badan Pangan Nasional Dr. Saleh, Bupati Sumbawa Drs. H. Syarafuddin Jarot, M.P., dan Asisten II Setda NTB Lalu Moh Faozal.
Ekspor perdana ke Filipina ini merupakan hasil sinergi antara petani jagung di Kabupaten Sumbawa dan mitra ekspor PT Segar Agro Nusantara. Keberhasilan ini diharapkan menjadi pintu masuk komoditas jagung NTB ke pasar internasional lainnya.
“Jagung adalah tulang punggung ekonomi masyarakat Sumbawa, bukan hanya komoditas biasa,” ujar Bupati Sumbawa, Jarot, dalam sambutannya.
Jarot menjelaskan bahwa hingga pertengahan 2025, produksi jagung di Kabupaten Sumbawa telah mencapai 267.500 ton dari 60.000 hektare lahan panen. Pada 2024 lalu, daerah ini mencatatkan produksi sebesar 715.000 ton, menjadikannya sebagai daerah penghasil jagung terbesar di NTB sekaligus salah satu kontributor utama jagung nasional.
Sementara itu, Prof. Hasil Sembiring menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas jagung secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Kita perlu menggenjot produktivitas, tapi tetap menjaga kelestarian lingkungan,” tegasnya. Ia juga mengimbau agar hambatan lapangan segera dilaporkan agar bisa ditangani cepat.
Langkah ekspor ini selaras dengan visi “NTB Makmur Mendunia”, sebuah upaya pemerintah provinsi untuk mendorong produk lokal menembus pasar global.
Asisten II Setda Provinsi NTB, Lalu Moh Faozal, menyebut NTB saat ini mengalami surplus jagung, dan perlu memperluas pasar ekspor. Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi jagung sebagai strategi menambah nilai ekonomi.
“Saya diminta langsung oleh Gubernur untuk menjalin komunikasi dengan industri pengolahan jagung. Ini akan membuka peluang baru bagi petani dan UMKM lokal,” jelasnya.
Dengan ekspor jagung ini, NTB menunjukkan komitmen nyata dalam penguatan ekonomi berbasis komoditas unggulan, sekaligus menjadi model sukses bagi daerah lain dalam pengelolaan potensi pertanian untuk ekspor hasil panen jagung.