BeritaPeristiwa

BMKG: Waspadai Bahaya Cuaca Ekstrem di NTB hingga 6 Februari 2025

×

BMKG: Waspadai Bahaya Cuaca Ekstrem di NTB hingga 6 Februari 2025

Share this article
BMKG menggelar pertemuan secara daring bersama para stakeholder di NTB, untuk membahas kondisi cuaca ekstrem dan dampaknya. (Sumber BMKG)
BMKG menggelar pertemuan secara daring bersama para stakeholder di NTB, untuk membahas kondisi cuaca ekstrem dan dampaknya. (Sumber BMKG)

Nusrasuara.com – Musim penghujan yang sedang berlangsung di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) kini memasuki fase yang lebih intens, dengan hujan lebat yang mengguyur sejumlah daerah.

Kondisi cuaca ekstrem ini menyebabkan banjir di beberapa titik, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi hujan lebat dengan disertai kilat, petir, dan angin kencang akan berlanjut hingga 6 Februari 2025.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (Stamet ZAM), Satria Topan Primadi, potensi peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang signifikan, termasuk aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuator yang memengaruhi banyak wilayah Indonesia, termasuk NTB.

“Kondisi ini berpotensi menciptakan daerah konvergensi yang dapat memaksimalkan pertumbuhan awan hujan,” ujarnya.

Cuaca ekstrem diprediksi akan memengaruhi berbagai wilayah di NTB, termasuk Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima, dan Kota Bima. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan akan terjadi dari pagi hingga malam hari.

Satria menjelaskan bahwa selain hujan lebat, NTB juga berpotensi menghadapi gelombang tinggi di perairannya, terutama di Selat Lombok, Selat Alas, Selat Sape, dan Samudera Hindia Selatan NTB.

Berdasarkan perkiraan, gelombang tinggi antara 1,25 hingga 2,5 meter diprediksi terjadi pada 31 Januari hingga 6 Februari 2025. Bahkan, pada periode 2-6 Februari 2025, potensi gelombang tinggi bisa meningkat menjadi 2,5 hingga 4 meter, berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran.

Dalam rangka memberikan informasi yang lebih tepat dan akurat kepada masyarakat, BMKG Stamet ZAM juga meluncurkan produk terbaru berupa prakiraan cuaca khusus untuk daerah rawan banjir dan longsor. Melalui produk ini, masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi cuaca ekstrem, serta mengurangi dampak buruk yang dapat terjadi.

Satria menambahkan bahwa kegiatan mitigasi bencana perlu dilakukan dengan serius, dan pihaknya terus berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana terkait cuaca ekstrem.

BMKG mengimbau masyarakat untuk melakukan beberapa langkah pencegahan guna mengurangi dampak dari cuaca ekstrem. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:

  • Memastikan saluran air lancar untuk mencegah banjir.
  • Menghindari pembuangan sampah sembarangan yang dapat menyumbat aliran air.
  • Melakukan pemangkasan ranting pohon yang rapuh untuk mengurangi risiko pohon tumbang akibat angin kencang.
  • Menyiapkan tas siaga bencana sebagai antisipasi saat terjadi keadaan darurat.
  • Meningkatkan kewaspadaan saat bepergian, terutama di daerah rawan banjir dan longsor.

Satria juga mengingatkan agar masyarakat selalu memantau informasi cuaca terkini melalui BMKG agar dapat memperoleh update yang lebih detail mengenai cuaca ekstrem dan peringatan dini untuk setiap kecamatan di NTB.

“Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini sangat penting agar kita bisa mengurangi risiko bencana dan melindungi keselamatan bersama,” tutup Satria.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses informasi resmi dari BMKG melalui situs web atau aplikasi BMKG yang tersedia di smartphone.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *