Nusrasuara.com – Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur bekerja sama dengan Unicef dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengda NTT menggelar Workshop Review Cakupan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Sotis, Kupang, tersebut melibatkan berbagai stakeholder yang mendukung pencapaian suksesnya PIN Polio di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Workshop tersebut bertujuan untuk mengevaluasi capaian dan merumuskan langkah strategis untuk memastikan imunisasi polio di NTT mencapai target yang diharapkan.
Kolaborasi Antar Lintas Sektor untuk NTT Bebas Polio
Acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Santi Ambarwati (Pj. Ketua TP PKK Provinsi NTT) dan Dra. Bernadeta M. Usboko (Asisten I Setda Provinsi NTT), dibuka oleh dr Alvian Munthe, perwakilan Unicef NTT dan NTB.
Dalam sambutannya, dr Alvian mengungkapkan pentingnya pencapaian cakupan imunisasi yang tinggi untuk memastikan anak-anak di NTT tumbuh sehat dan terlindungi dari polio.
“Kami mengapresiasi kerja keras kabupaten-kabupaten seperti Malaka dan TTS yang berhasil mencatatkan cakupan imunisasi tinggi. Hal ini tidak lepas dari peran aktif posyandu dan dukungan lintas sektor, termasuk dari pihak kepolisian, TNI, dan para kader kesehatan,” ujar dr Alvian.
Apresiasi untuk Kabupaten Malaka dan TTS
Pada kesempatan yang sama, Bunda Santi menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam keberhasilan pelaksanaan PIN Polio, terutama di Kabupaten Malaka dan Kabupaten TTS, yang mencatatkan cakupan tertinggi di NTT.
Ia berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi kabupaten lain untuk berupaya lebih keras mencapai target imunisasi yang optimal.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras para kader, tenaga kesehatan, dan seluruh petugas di Malaka dan TTS. Saya yakin kita semua sudah bekerja dengan baik, meskipun pasti ada tantangan. Namun, tantangan bukanlah alasan untuk tidak berprestasi. Kita harus terus menggalakkan pentingnya imunisasi polio untuk memastikan NTT bebas polio,” tegas Bunda Santi.
Upaya Lanjut untuk Mencapai Target 95 Persen
Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di NTT menghadapi tantangan besar dalam mencapai target cakupan minimal 95 persen.
Berdasarkan laporan, putaran pertama PIN Polio mencapai cakupan 80 persen dari 910.087 anak, sementara putaran kedua baru mencapai 72 persen. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTT memperpanjang masa imunisasi hingga 23 Oktober 2024 untuk memastikan target dapat tercapai.
“Kita harus merespons hasil ini dengan kolaborasi yang lebih intensif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Semua pihak harus bergerak bersama untuk memastikan semua anak di NTT mendapatkan imunisasi polio,” ujar Asisten I Setda Provinsi NTT, Ibu Erni.
Peran Lintas Sektor dalam Keberhasilan Imunisasi
Workshop ini juga menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, dan Komite Nasional KIPI (Komite Imunisasi dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).
Diskusi dalam workshop ini mencakup berbagai tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan PIN Polio dan langkah-langkah yang harus diambil untuk meningkatkan cakupan imunisasi.
Selain itu, perwakilan dari Kepolisian, TNI, Dinas Kominfo, Dinas Pendidikan, Kemenag, TP PKK, serta RSUD Prof. W.Z. Johannes Kupang turut hadir sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat kolaborasi dan meningkatkan koordinasi antara lintas sektor.
Kolaborasi dan Keterlibatan Semua Pihak adalah Kunci
Acara ditutup oleh drg Iien Adriani, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam penutupan, drg. Iien menegaskan bahwa kolaborasi antar instansi, lembaga swasta, dan masyarakat merupakan faktor utama dalam menyukseskan PIN Polio.
“Pelaksanaan PIN Polio bukan hal yang mudah. Dibutuhkan tekad yang kuat dan keterlibatan aktif dari semua pihak. Jika kita berkomitmen dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, kita akan berhasil mencapai target dan memastikan NTT bebas polio,” tegas drg Iien.
Sebagai catatan, PIN Polio merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengeliminasi polio di seluruh Indonesia, termasuk NTT.
Meskipun tantangan dalam mencapai target cakupan imunisasi masih ada, workshop ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh pihak dalam mewujudkan NTT Bebas Polio.
Dengan semangat kolaborasi yang terus meningkat, NTT diharapkan bisa mencapai target imunisasi yang optimal, memberikan perlindungan maksimal bagi generasi masa depan, dan memastikan bahwa polio menjadi sejarah di provinsi itu. (*)